Jika Bandung dikenal sebagai Paris van Java, maka Semarang dikenal dengan Venetië van Java. Sebagai jantung di Jawa Tengah, Semarang menyimpan berbagai keunikan dan keragaman, tak terkecuali potensi kekayaan alam yang melimpah. Bukit Gentong dan danau Rawa Pening memiliki keanekaragaman hayati yang mempesona. Dukuh Banyuwindu pun demikian. Salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki adalah herpetofauna.
Penelitian sering dilakukan oleh berbagai komunitas lingkungan dan peneliti di bidang keanekaragaman hayati herpetofauna, seperti yang dilakukan oleh komunitas pecinta alam, salah satunya adalah Green Community Universitas Negeri Semarang. Green Community merupakan kelompok study kealamaan yang mempelajari banyak hal salah satunya adalah herpetofauna. Melalui Go Ark ini kami melakukan kegiatan eksplorasi dikawasan Semarang, khususnya Gunung Ungaran. Dimana kegiatan ini kami lakukan selama 3 hari. Kami memilih 3 lokasi yaitu, bukit Gentong, Banyuwindu, dan Rawa Pening. Kami dibagi menjadi 3 kelompok besar, kami melakukan eksplorasi mulai dari sore hingga malam. Dalam melakukan eksplorasi ini kami mendirikan bivuck, karena tidak mungkin jika kita harus bolak-balik dari kampus. Alasan kita melakukan eksplorasi herpetofauna di kawasan Gunung Ungaran ini karena di Gunung Ungaran banyak sekali keanekaragaman hayati herpetofaunanya.
Waktu pencarian kami mulai dari hari sabtu sore. Sebelum berangkat kami melakukan persiapan seperti, menyiapkan tenda, logistik, obat-obatan dan perlengakapan eksplorasi seperti jaring, kantong plastik dan kamera. Setelah persiapan selesai, sebelum berangkat kami berdoa bersama terlebih dahulu. Selanjutnya kami pergi menuju kawasan gunung ungaran. Kami membagi kelompok besar menjadi 2 kelompok yang lebih kecil. Kelompok pertama menuju kawasan gentong, dan kelompok kedua melakukan eksplorasi ke Banyuwindu.
Berbagai pengalaman kami dapatkan. Mulai dari pengalaman horor sampai pengalaman yang menyenangkan. Malam pertama kami dilapangan ...... Minggu pagi kami bersantai sambil menikmati indahya alam ini. Kami saling bercerita da bercengkrama. Setelah itu kami mengidentifikasi jenis-jenis katak yang kami dapatkan tadi malam. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat, adzan dhuhur pun telah berkumandang. Kami melakukan ibadah sholat berjamaah. Setelah itu kami berencana akan memasak, tetapi keadaan tak mendukung. Langit begitu gelap hingga akhirnya hujan badaipun turun, tenda yang kami tempati banjir, hingga semua perlengkapaan kami basah. Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya hujanpun reda. Setelah itu kami membersihkan tenda dan merapikanya. Semua barang kami pun basah termasuk mukena. Namun kami tetap bersyukur karena barang yang pentng seperti alat-alat eksplorasi aman tidak basah sedikit pun. Tidak hanya itu justru dengan adanya hujan ini kami sangatlah bersyukur karena kodok akan banyak yang keluar dari sarang mereka, sehigga hasil eksplorasi diharapkan akan jauh leih banyak.
Meskipun kita dibagi dalam beberapa kelompok, kami tetep menjalin komunikasi. Akan tetapi kendala lokasi yang berada dipuncak dan jauh otomatis signalpun tidak bisa kami andalkan. Kami hanya bisa mengira saja bahwa di gentong hujan pasti dibanyuwindu juga hujan karena kami masih berada dalam satu lingkup yaitu gunung Ungaran. Kita lanjut eksplorasi lagi yuk!
Nah setelah hujan reda, kami tim squad gentong kembali melakukan kegiatan. Tentuya setelah mengisi perut yang dingin karena terkena hujan badai tadi. Kami seera bersiap dan tak lua berdoa agar Tuhan selalu melindungi kita. Ternyata dugaan kita benar setelah hujan turun suara kodok semakin terdengar jelas dan tidak hanya satu kdok saja melainkan banyak kodok bahkan juga katak. Tentu kami sangat bergembira.bagi kami mndengar suara kodok maupun katak adalah sesuatu yang sangat menarik karena itu merupakan sumber ilmu pengetahuan alam yang patut kita pelajari. Mempelajari tentang herpetofauna adalah hal yang luar biasa. Di mana kita akan mendapat banyak sekali ilmu.
Kami pun kembali melakukan eksplorasi. Lokasi yang kami eksplor adalah dekat aliran sungai dan juga semak atau tanaman lapis bawah. Kami melakuakn eksplorasi sampai malam hari. Menjelang magrib kami sholat lalu kembali melakukan eksplorasi. Dan ada hal yang sangat membuat kami bangga. Ketika akmi sedang asyik eksplor dibawah sebuah pohon yang besar ada suara kodok dan ketika kita periksa ternyata ebnar ada seekor katak, dan kataknya bertanduk. Sontak kami semua sangat senang sekali.
Kami pun segera mengambil foto dan juga plastik tentunya. Kami menemukan katak bertanduk ini dibawah pohon besar. Ciri khas yang dimiliki oleh katak bertanduk ini adalah tanduk yang terdapat diatas matanya atau bagian kepala. Nama ilmiah dari katak bertanduk ini adalah Megophrys montana. Tanduk yang berada dibagian atas mata ini bentuknya lancip. Katak ini memiliki ciri khaswarna tubuhnya yng berwarna coklat gelap. Selain itu katak ini memiliki ciri lain yaitu kaki belakang yang panjang. Sehingga memungkinkan katak ini melompat sangat tinggi.
Setelah kita mengamankan katak bertanduk ini, lalu kami segera melanjutkan eksplorasi. Ketika kami berjalan didekat sebuah pohon yang tumbang kami menemukan kodok. Dan kodok yang kami temukan adalah Huia massoni. Katak ini memiliki kaki belakang yang Sangat panjang dan bercorak garis hitam. Katak ini memiliki ukuran yang relatif besar. Habitat dari katak Ini selain di pohon yang sudah tumbang, juga dapat ditemukan di serasah daun.
Malam semakin larut dan kelembaban pun semakin turun. Namun hal ini tidak membuat kita menyerah, justru semkin malam kami semakin tertantang untuk lebih mendalam melakukan eksplorasi. Kami melanjutkan eksplorasi ke aliran sungai. Di bukit Gentong ini ada aliran sungai yang airnya sangat jernih. Selama kami melakukan kegiatan ini kami mengambil air dari sungai tersebut untuk berbagai kebutuhan seperti berwudhu dan juga memasak. Setelah kami menyusuri aliran sungai, suara katak dan kodok bersahutan seperti paduan suara yag ada di alam. Tuhan menciptakan alam dan juga isiny begitu luar biasa, hingga siapa pun yang melihat maupun mendengar akan takjub akan keajaibannya. Sungguh pemandangan dan melodi alam yang sangat luar biasa.
Selain menemukan katak bertanduk dan juga massoni, kami juga menemukan beberapa spesies yang lain seperti Leptobrachium hasseltii dan spesies yang belum teridentifikasi dari famili Rhacoporidae. Selain menemukan katak dan juga kodok di Gentong kami juga menemukan ular. Kami menemukan ular tersebut ketika kami berjalan menyusuri sungai. Ularnya berada di atas pohon. Ular ini memiliki warna coklat dan termasuk ular yang tidak berbisa karena mulutnya yang tidak runcing atau tumpul. Kami menangkap uar tersebut dengan togkat ular dan memasukkannya kedalam kantung uar lalu kami bawa ular tersebut ketenda untuk diidentifikasi.
Kita lihat teman kita yang berada di Banyuwindu yukk!
Banyuwindu adalah salah satu loaksi yang berada di Ungaran. Sama dengan yang berada di Gentong, kami tim banyuwindu juga mendirikan tendda sebagai tempat beristirahat. Kami melakukan eksplorasi dengan menyusuri sungai dan juga hutan. Kami juga menemukan beberapa spesies di antaranya katak serasah, Odorrana hosii, dan Leptobrachium hasseltii.
Sebagai generasi muda tentunya kita patut bangga ada banyak keanekaragaman hayati di Indonesia. Oleh karena itu yuk kita bersama mencintai dan melestarikan kekayaan flora dan fauna disekitar kita. Terimakasih, SALAM LESTARI!
(Solechatun - Lamproptera 07)
Penelitian sering dilakukan oleh berbagai komunitas lingkungan dan peneliti di bidang keanekaragaman hayati herpetofauna, seperti yang dilakukan oleh komunitas pecinta alam, salah satunya adalah Green Community Universitas Negeri Semarang. Green Community merupakan kelompok study kealamaan yang mempelajari banyak hal salah satunya adalah herpetofauna. Melalui Go Ark ini kami melakukan kegiatan eksplorasi dikawasan Semarang, khususnya Gunung Ungaran. Dimana kegiatan ini kami lakukan selama 3 hari. Kami memilih 3 lokasi yaitu, bukit Gentong, Banyuwindu, dan Rawa Pening. Kami dibagi menjadi 3 kelompok besar, kami melakukan eksplorasi mulai dari sore hingga malam. Dalam melakukan eksplorasi ini kami mendirikan bivuck, karena tidak mungkin jika kita harus bolak-balik dari kampus. Alasan kita melakukan eksplorasi herpetofauna di kawasan Gunung Ungaran ini karena di Gunung Ungaran banyak sekali keanekaragaman hayati herpetofaunanya.
Waktu pencarian kami mulai dari hari sabtu sore. Sebelum berangkat kami melakukan persiapan seperti, menyiapkan tenda, logistik, obat-obatan dan perlengakapan eksplorasi seperti jaring, kantong plastik dan kamera. Setelah persiapan selesai, sebelum berangkat kami berdoa bersama terlebih dahulu. Selanjutnya kami pergi menuju kawasan gunung ungaran. Kami membagi kelompok besar menjadi 2 kelompok yang lebih kecil. Kelompok pertama menuju kawasan gentong, dan kelompok kedua melakukan eksplorasi ke Banyuwindu.
Berbagai pengalaman kami dapatkan. Mulai dari pengalaman horor sampai pengalaman yang menyenangkan. Malam pertama kami dilapangan ...... Minggu pagi kami bersantai sambil menikmati indahya alam ini. Kami saling bercerita da bercengkrama. Setelah itu kami mengidentifikasi jenis-jenis katak yang kami dapatkan tadi malam. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat, adzan dhuhur pun telah berkumandang. Kami melakukan ibadah sholat berjamaah. Setelah itu kami berencana akan memasak, tetapi keadaan tak mendukung. Langit begitu gelap hingga akhirnya hujan badaipun turun, tenda yang kami tempati banjir, hingga semua perlengkapaan kami basah. Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya hujanpun reda. Setelah itu kami membersihkan tenda dan merapikanya. Semua barang kami pun basah termasuk mukena. Namun kami tetap bersyukur karena barang yang pentng seperti alat-alat eksplorasi aman tidak basah sedikit pun. Tidak hanya itu justru dengan adanya hujan ini kami sangatlah bersyukur karena kodok akan banyak yang keluar dari sarang mereka, sehigga hasil eksplorasi diharapkan akan jauh leih banyak.
Meskipun kita dibagi dalam beberapa kelompok, kami tetep menjalin komunikasi. Akan tetapi kendala lokasi yang berada dipuncak dan jauh otomatis signalpun tidak bisa kami andalkan. Kami hanya bisa mengira saja bahwa di gentong hujan pasti dibanyuwindu juga hujan karena kami masih berada dalam satu lingkup yaitu gunung Ungaran. Kita lanjut eksplorasi lagi yuk!
Nah setelah hujan reda, kami tim squad gentong kembali melakukan kegiatan. Tentuya setelah mengisi perut yang dingin karena terkena hujan badai tadi. Kami seera bersiap dan tak lua berdoa agar Tuhan selalu melindungi kita. Ternyata dugaan kita benar setelah hujan turun suara kodok semakin terdengar jelas dan tidak hanya satu kdok saja melainkan banyak kodok bahkan juga katak. Tentu kami sangat bergembira.bagi kami mndengar suara kodok maupun katak adalah sesuatu yang sangat menarik karena itu merupakan sumber ilmu pengetahuan alam yang patut kita pelajari. Mempelajari tentang herpetofauna adalah hal yang luar biasa. Di mana kita akan mendapat banyak sekali ilmu.
Kami pun kembali melakukan eksplorasi. Lokasi yang kami eksplor adalah dekat aliran sungai dan juga semak atau tanaman lapis bawah. Kami melakuakn eksplorasi sampai malam hari. Menjelang magrib kami sholat lalu kembali melakukan eksplorasi. Dan ada hal yang sangat membuat kami bangga. Ketika akmi sedang asyik eksplor dibawah sebuah pohon yang besar ada suara kodok dan ketika kita periksa ternyata ebnar ada seekor katak, dan kataknya bertanduk. Sontak kami semua sangat senang sekali.
Kami pun segera mengambil foto dan juga plastik tentunya. Kami menemukan katak bertanduk ini dibawah pohon besar. Ciri khas yang dimiliki oleh katak bertanduk ini adalah tanduk yang terdapat diatas matanya atau bagian kepala. Nama ilmiah dari katak bertanduk ini adalah Megophrys montana. Tanduk yang berada dibagian atas mata ini bentuknya lancip. Katak ini memiliki ciri khaswarna tubuhnya yng berwarna coklat gelap. Selain itu katak ini memiliki ciri lain yaitu kaki belakang yang panjang. Sehingga memungkinkan katak ini melompat sangat tinggi.
Megophrys montana |
Setelah kita mengamankan katak bertanduk ini, lalu kami segera melanjutkan eksplorasi. Ketika kami berjalan didekat sebuah pohon yang tumbang kami menemukan kodok. Dan kodok yang kami temukan adalah Huia massoni. Katak ini memiliki kaki belakang yang Sangat panjang dan bercorak garis hitam. Katak ini memiliki ukuran yang relatif besar. Habitat dari katak Ini selain di pohon yang sudah tumbang, juga dapat ditemukan di serasah daun.
Huia massoni |
Selain menemukan katak bertanduk dan juga massoni, kami juga menemukan beberapa spesies yang lain seperti Leptobrachium hasseltii dan spesies yang belum teridentifikasi dari famili Rhacoporidae. Selain menemukan katak dan juga kodok di Gentong kami juga menemukan ular. Kami menemukan ular tersebut ketika kami berjalan menyusuri sungai. Ularnya berada di atas pohon. Ular ini memiliki warna coklat dan termasuk ular yang tidak berbisa karena mulutnya yang tidak runcing atau tumpul. Kami menangkap uar tersebut dengan togkat ular dan memasukkannya kedalam kantung uar lalu kami bawa ular tersebut ketenda untuk diidentifikasi.
Kita lihat teman kita yang berada di Banyuwindu yukk!
Banyuwindu adalah salah satu loaksi yang berada di Ungaran. Sama dengan yang berada di Gentong, kami tim banyuwindu juga mendirikan tendda sebagai tempat beristirahat. Kami melakukan eksplorasi dengan menyusuri sungai dan juga hutan. Kami juga menemukan beberapa spesies di antaranya katak serasah, Odorrana hosii, dan Leptobrachium hasseltii.
Sebagai generasi muda tentunya kita patut bangga ada banyak keanekaragaman hayati di Indonesia. Oleh karena itu yuk kita bersama mencintai dan melestarikan kekayaan flora dan fauna disekitar kita. Terimakasih, SALAM LESTARI!
(Solechatun - Lamproptera 07)
Yuk, Mengenal Lebih Dekat Herpetofauna di Venetië van Java
Reviewed by Green Community
on
03.55.00
Rating:
Tidak ada komentar: